Anwar Ibrahim “pulang ke Jakarta”.

Anwar Ibrahim dijadualkan hari ini "kembali" ke Jakarta.

 

  • Catatan  : Emron Pangkapi (wartawan senior)

Mantan tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim hari ini Ahad 20 Mei 2018 dikabarkan ke Jakarta, untuk bertemu dengan mantan Presiden BJ Habibie dan sejumlah tokoh Indonesia lainnya di sini.

Anwar Ibrahim baru bebas dari penjara (Rabu 16/5), setelah meringkuk dalam tahanan total selama 11 tahun dalam dua “priode pemenjaraan” atas kasus yang serupa, yaitu tuduhan melakukan perbuatan sudomi. Kasus tersebut diyakiini oleh banyak pihak sebagai “rekayasa” untuk membunuh karir politik Anwar Ibrahim. UU Malaysia menempatkan LGBT sebagai tindak pidana berat dengan hukumam maksimal 20 tahun.

Pembebasan mantan Wakil PM Malaysia pekan lalu bersifat final, termasuk memulihkan hak politik ybs, sehingga membuka jalan bagi Anwar Ibrahim kembali ke dunia politik untuk mengambilalih kepemimpinan nasional Malaysia sebagaimana kesepakatan Mahathir Mohammad dengan koalisi Pakatan Harapan (PH) sebelum Pilihan Raya Umum (PRU) ke 14 Malaysia tahun 2018.

Kendati demikian dalam pernyataan tiga hari yl. Anwar Ibrahim menegaskan diriya belum berminat untuk buru buru kembali ke “dunia politik” tapi ingin memanfaatkan waktu untuk memulihkan diri dengan memenuhi undangan ceramah dari berbagai kampus terkemuka dunia yang terputus sejak dia mendekam dalam penjara.

Anwar Ibrahim sebenarnya sudah mendapat jabatan di pemerintahan Mahathir-Azizah. Hari Junat tgl 18 Mei yl dia sudah ditunjuk sebagai Anggota Dewan Kepresidenan Malaysia (semacam polit biro beraanggotakan 6 tokoh ketua umum partai partai koalisi), —lembaga tinggi yang bertugas untuk mengambil keputusan negara yang bersifat strategis.

Kelonggaran yang disyaratkan Anwar Ibrahim, agaknya ingin memberikan kesempatan kepada duet Mahathir-Azizah untuk memimpin Malaysia dalam satu dua tahun ke depan, sejalan dengan pernyataan Mahathir tentang perkiraan masa jabatannya sebagai Perdana Menteri.

* ke Indonesia

Kunjungan Anwar Ibrahim ke Jakarta, sebagai kunjungan pertama ke luar negeri pasca penjara jilid dua tergolong istimewa, mengingat waktunya yang begitu dekat dengan dengan hari pembebasannya. Timing ini mengesankan betapa pentingnya Indonesia di mata Anwar Ibrahim.

Tidak heran, kunjungan ini akan menarik perhatian serta melahirkan berbagai spekulasi mengingat Indonesia juga sudah memasuki tahun politik.
Bagi Anwar Ibrahim Indonesia adalah “rumah kedua” karena di negara inilah dia mendapatkan banyak pelatihan dari para mentor dan “mewarisi” semangat perjuangan dari para pendahulu republik.

Anwar Ibrahim di sebut sebut sebagai pewaris pemikiran kepemimpinan tokoh Islam Indonesia Mohammad Natsir dan berteman dalam pergulatan pemikiran dengan tokoh tokoh Indonesia sejak zamam mahasiswa.

Para aktivis kampus teman Anwar Ibrahim, adalah tokoh tokoh Indonesia baik yang berada di pemerintahan maupun yang berseberangan dengan pemerintah.
Hanya saja kini karena layu di makan usia, sebagian besar teman teman seangkatan Anwar sudah tidak lagi beredar di panggung politik bahkan sudah banyak yang “mendahului” pulang ke Rakhmatullah.

Kendati demikian Indonesia tetap negara sahabat Anwar
Di negeri ini dia diperlakukan sebagai sahabat sejati, di negeri ini dia dapat mencurahkan segala pemikirannya, di negeri ini dia dihargai dan mendapat pengayoman di tengah remuk redam hatinya akibat tindakan refresif pemerintah Malaysia atas dirinya (1998-2018). Selalu tersedia panggung untuk Anwar Ibrahim.

Anwar dan Indonesia memang sulit dipisahkan. Era 70-an, sebagai Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) –mitra HMI di Indonesia–, Anwar Ibrahim muncul sebagai tokoh pergerakan mahasiswa Islam di Asia. Kedua organisasi ini sering melakukan kerjasama di berbagai forum dan saling tukar silabus pelatihan bagi anggota.
Dia bolak balik Kuala Lumpur – Jakarta dan menjadi saksi sejarah kebangkitan generasi baru Indonesia – Malaysia.

*Anwar muda

Pertamakali saya bertemu Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur tahun 1991, saat dia baru menjabat sebagai menteri keuangan.

Berbekal ” nota” dari almarhum Lukman Harun yang saya jemput di kediaman Jl Sukabumi Jakarta, saya bertolak ke KL, dan diterima khusus Anwar Ibrahim di ruangan kerjanya Menara UMNO menjelang perhimpunan agung (kongres) tahunan UMNO.
Sejak itulah dengan segala kemudahan saya senantiasa hadir di kongres UMNO baik sebagai wartawan maupun pemerhati.

Bertemu Anwar Ibrahim selalu mengalir kisah pergerakan mahasiswa kedua negara termasuk pernik pernik kehidupan yang mengasikkan.

Suatu kali, cerita Anwar, dia bersama anak anak HMI ke Yogjakarta. Setelah kereta berjalan baru dia tahu ternyata mereka berangkat tanpa membeli tiket. Sesuatu yang tidak boleh terjadi di Malaysia. Oleh Eky Syachrudin dia diajak bersembunyi dari gerbong ke gerbong — tak umpet– dengan kondektur sepanjang perjalanam. Pengalaman itu membekas jauh ke depan, sebagai sesuatu romantika yang tak terlupakan.

Anwar juga senang bercerita tentang pemikiran sahabatnya Bang Imad (Imaddudin), Adi Sasono, Mar’i Muhammad, Akbar Tandjung dll. Dia juga senang puisi karya Taufiq Ismail. Karena itu secara teratur mengundang Taufiq Ismail baca puisi di kementerian keuangan.

Dia juga bercerita tentang kebaikan keluarga Habibie yang mengurusnya di Jerman dan dia selalu terkenang nasehat dan pemikiran almarhum pak Natsir, mantan Waperdam RI yang juga Wakil Presiden Rabithah al Alam al Islami. Pak Natsir (Bapak NKRI) yang menyatukan Indonesia, dari pecahan negara negara bagian melalui Mosi Integeral 1949.

Hari ini Anwar Ibrahim ada di Jakarta bersilaturakhmi dengan para sahabatnya.
Dia sudah 20 tahun tersingkir ke luar gelanggang, akankah Anwar Ibrahim sampai ke tampuk pimpinan tertinggi Malaysia di tahun tahun mendatang.
Allahu’alambissawab.

Jakarta, 20 Mei 2018ep