Waspadai Fenomena “Madden Julian Oscillation” di 13 Wilayah

Waspadai cuaca di 13 wilayah BMG

TROPIS.CO –JAKARTA. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di 13 wilayah di Indonesia untuk waspada terhadap curah hujan yang ekstrem. Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) basah yang meningkatkan suplai uap air berkontribusi pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.

“Meskipun sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi wilayah Iainnya masih berada dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Masa transisisi biasanya ditandai dengan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif Iokal,” kata Dwikorita di Gedung BMKG, Jakarta, Minggu (29/4)

Dwikorita. memaparkan, fenomena MJO basah ini akan berlangsung selama 7 hingga 10 hari ke depan. MJO basah ini telah bergerak menuju wilayah Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, Dwikorita meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai curah hujan ekstrem akibat MJO basah ini.

Adapun 13 wilayah yang dimaksud yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

“Perlu juga diwaspadai potensi terjadinya kilat dan petir dalam dua hari ke depan yang masih dapat terjadi di wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan, pesisir timur Sumatera, Banten, dan Jawa Barat bagian utara,” ujar Dwikorita.

Ia juga mengimbau agar kapal yang melintas dan masyarakat pesisir pantai selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi. Sebab, selain MJO basah, juga terjadi siklon tropis Flamboyan.

Menurut dia, meskipun sudah menjauhi wilayah Indonesia, siklon ini juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang laut di beberapa wilayah perairan Indonesia sekitar 2 hingga 3 hari ke depan. Oleh karena itu, masyarakat juga perlu mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil.

“Kami juga mengimbau agar masyarakat menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda,” ucapnya.

Menurut Dwikorita, peningkatan tinggi gelombang Iaut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter terjadi di perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan Perairan Enggano.

“Kedua, terjadi juga gelombang Iaut dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter di wilayah perairan selatan Jawa, Samudra Hindia, barat Lampung, hingga selatan Jawa,” tuturnya.

BMKG juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang maupun baliho roboh. Di sisi lain, ia berharap agar masyarakat mewaspadai angin puting beliung lokal dengan radius sekitar 500 meter. Ia tak ingin peristiwa angin puting beliung menimbulkan korban.

BMKG akan terus memantau secara intensif meskipun Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Sebab, fenomena ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan mengalami peningkatan yang signifikan. Dwikorita mengimbau agar masyarakat bisa mengetahui informasi cuaca terkini dengan mengakses layanan situs web, akun Twitter, dan aplikasi resmi BMKG.

Di tempat yang sama Dwikorati membantah edaran informasi yang menyatakan Badai Tropis Cempaka akan mendekat ke wilayah Pulau Jawa. Dwikorati mengungkapkan, informasi tersebut adalah hoaks. Ia menegaskan, badai tropis yang terjadi satu tahun lalu itu sudah punah. “Nah ini mohon dipahami, nama siklon itu tidak akan terulang lagi sehingga itu hoaks. Kalau masih ada diberitakan siklon Cempaka akan datang lagi, itu jelas salah,” ujarnya.