Bukitpangkuan Belitong, Distinasi Wisata Generasi Now

Objek Wisata Bukitpangkuan Belitong, bermain flying fox sepanjang 205 m sembari menatap sunset di belahan Barat.

TROPIS.CO –BELITONG. Menggeliatnya bisnis wisata Belitong kini kian memotivasi masyarakat untuk mengembangkan distinasi wisata baru. Bila selama ini wisata Belitong lebih terkesan dengan indahnya pantai Laskar Pelangi dan Pulau Lengkuas, belakangan mulai berkembang tujuan wisata non pantai hasil kreativitas masyarakat.

Agrowisata Bukitpangkuan di Kelapa Kampit, Belitung Timur salah satunya. Objek wisata non pantai yang terletak sekitar 40 km atau 35 menit jarak tempuh dari Bandara Hanandjoeddin, kian ramai dikunjugi. Tidak hanya wisatawan lokal yang memadati saat saat hari libur, melainkan juga pelancong domestik dan mancanegara.

Wisatawan domestik yang mulai berdatangan, kata Heru Probowo, mereka ada yang dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang dan Pangkalinang. Tiap bulan jumlah kunjungan wisatawan domestik, terus meningkat. Ada yang menggunakan jasa travel namun tak sedikit sengaja datang secara individu bersama keluarga.

Begitupun dengan wisatawan manca negara; mereka ada yang datang dari Jepang, Tiongkok, Perancis, Singapura, Kualalumpur, dan juga India serta sejumlah wisatawan dari Timur Tengah. “Kalau wisatawan manca negara, biasanya mereka datang dalam kelompok kecil, kadang hanya 5 orang,”kata Manager Agrowisata Bukitpangkuan itu.

Agrowisata Bukitpangkuan dikatakan Heru Prabowo, memang memberikan suguhan tersendiri ketimbang distinasi wisata lain yang ada di Pulau Belitong. Sebagai distinasi wisata non pantai, Bukitpangkuan memberikan suasana sejuk dengan indahnya alam pegunungan.
Dalam tiupan angin pegunungan sembari mendengarkan alunan musik lokal, wisatawan seakan dimanjakan dalam suasana alam. Mereka bebas tanpa beban, bagai lepas dari kesibukan rutin padatnya pekerjaan rutin di kantor. Bukitpangkuan memang distinasi yang tepat untuk represing, jauh dari kebisingan.

Bila pagi saat saat Azhan Subuh usai bergema, Bukitpangkuan memberikan pemandangan tersendiri. Embun pagi dan suasana alam sedikit berkabut sesakan menusuk badan. Sangat nyaman. Terlebih bila menatap ke ufuk Timur menantikan saat saat Sunrise muncul dari sela sela gunung Kik Kara. Mentari pagi datang dengan bayangan dari balik genangan air danau Pari Kemang yang terhampar luas di kaki Gunung Kik Kara.

Pun halnya di saat senja tiba, wisatawan seakan disapa sunset yang datang dari balik Gunung Tajam. “ Jadi dari Bukitpangkuan wisatawan dapat menikmati suasana pagi sembari menatap sunrise, sore disapa sunset,”ujar Heru menyakinkan.
Bukan hanya keindahan alam dengan suasana lingkungan yang sangat alami yang ditawarkan Agrowisata Bukitpangkuan, berbagai aneka permainan “Uji Nyali” yang penuh tantangan dan sangat disenangi “generasi Now” pun siap membuat wisatawan betah dan bertahan lama di Agrowisata Bukitpangkuan.

Di Agrowisata Bukitpangkuan, memang ada flying fox, trampolin, haigrope, ATV, Giant Swing, dan ada juga paintball. “Flying Fox kita relatif panjang lho…. 205 meter dengan ketinggian rata rata 20 m di atas permukaan, cenderung lebih panjang ketimbang yang ada di sejumlah tempat di Jawa Barat,” ujarnya lagi.

Karena itu, tak usah aneh kata Wayang, begitu panggilan Heru Prabowo, sebagian besar yang berkunjung ke Bukitpangkuan dari kalangan mahasiswa, pelajar dan staf beserta kayawan dari berbagai perusahaan. Mereka mengadakan outbound,family gathering, bahkan juga camping.

Dan suatu hal lagi, lanjut Wayang, yang membuat wisatawan luar Belitong terkesan betah dan berlama lama di Bukitpangkuan, mereka menikmati suasana alam sembari merasakan berbagai kuliner khas Belitong. Sebut saja misalnya, mie rebus daun simpor, tekwan, bakso ikan untuk makan ringannya. Dan ada gangan (gulai) darat (daging sapi dimasak kuning kunyit ditambah sayur daun nangka dan singkong), atau gangan kepala ikan tenggiri sayur nenas, ayam kampung masak ketumbar. Lalu sejumlah sambal khas Bukitpangkuan, seperti sambal serai dan sambal bawang.

“ Maaf, banyak tamu menilai sambal serai dan sambal bawang Bukitpangkuan, jauh lebih nendang,”kilah Agustina, Manager Resto. Begitupun dengan gangan darat, kami siap memberikan santapan yang ternikmat bagi kalangan wisatawan, dan mungkin tidak akan didapat di tempat lain. “Gangan boleh sama namun rasa mungkin kami lebih greget,”ujar Agus mempromusikan.

Saat Tropis bertandang ke lokasi Agrowisata Bukitpangkuan, Borri Akbar, Manager kebun sempat mengundang untuk datang lagi seusai lebaran. Pasalnya, dalam masa 3 bulan ke depan itu, berbagai buah buahan yang ada di Agrowisata Bukitpangkuan memasuki masa panen. “Ya… datang lagi uda lebaran, saat durian, rambutan mulai panen,”undang Borri Akbar.

Adalah benar di saat mengeliling kawasan Agrowisata Bukitpangkuan seluas hampir 100 hektar itu, TROPIS.CO memang disuguh dengan ratusan pohon buah buahan yang sedang memutik. Ada durian Bangkok, Durian Matahari, rambutan rafpi’a, jambu jamaika, mangga gedong gincu dan sejumlah tanaman buah buahan lainnya.

Bertandang ke Agrowisata Bukitpangkuan memang memberi kesan tersendiri. Kendati distinasi wisata ini, banyak dikembangkan juga di sejumlah daerah di Jawa, tapi tentu memiliki suasana yang lain. Mungkin hanya sedikit lokasi wisata di atas bebukitan yang di kakinya terhampar danau luas sangat menyejukan mata.

Bila wisatawan ke Belitong, sangat sayang bila tidak mengarahkan kunjungannya ke Bukitpangkuan,”cerita Ari, anak muda asal Bandung. Walau kondisi alamnya seperti kawasan Uatara Bandung, tapi Bukitpangkuan memiliki kekhasan tersendiri. “ Coba buktikan kalau tak percaya, saya sudah membuktikan dengan teman teman dari Jakarta, sangat mengesankan,”cerita mahasiswa salah perguruan tinggi di Bandung ini.

“Tari tarian dan berbabagi aneka seni budaya lokal pun dapat dinikmati, bahkan kitapun bisa ikut bercampak ria, menari sembari mengikuti dentakan gendang mendayunya suara biola, campak ini tari pergaulan lokal.”tambah Ari lagi.
Kata Ari, bila wisatawan tidak ada kendaraan untuk datang ke Bukitpangkuan, wisatawan bisa sewa sepeda motor. Atau sengaja minta dijemput di Bandara atau di lokasi penginapan, manajemen Bukitpangkuan, mereka siap menjemput. “Hanya memang ada cost tersendiri.”