PT. Timah Tbk Garap Kembali Konsesi Yang Ditinggalkan

RUPS PT Timah Tbk berlangsung di Jakarta, Senin, dan memutukan membagi deviden Rp 23/saham. (uka/Tropis)
RUPS PT Timah Tbk berlangsung di Jakarta, Senin, dan memutukan membagi deviden Rp 23/saham. (uka/Tropis)

TROPIS.CO – JAKARTA. Manajemen PT Timah Tbk kini mulai menghidupkan kembali sejumlah lokasi tambang yang dalam 15 tahun terakhir ditinggalkan, lantaran dinilai kurang ekonomis karena melemahnya harga timah di pasar global.

Dua lokasi yang kini tahap persiapan penggarapan kawasan tambang timah primer di Batu Besi, Mengkubang, dan lokasi tambang laut di kawasan Olivir Manggar Belitung Timur. “Untuk lokasi tambang timah primer sudah kita mulai sejak awal Maret kemarin, sementara tambang laut tahap persiapan amdal,”kata Mocthar Riza Pahlevi Tabrani menjelang RUPS PT Timah Tbk di Jakarta Senin.

Menurut Direktur Utama PT Timah ini, khusus lokasi tambang timah primer yang luasnya sekitar 600 hektar, memang belum sempat digarap optimal karena langsung diterpah krisis ekonomi global hingga harga timah merosot tajam, di bawah US 4000 dolar.
Diakui konsesi di Batu Besi, sempat dimitrakan dengan pihak ketiga, namun itu hanya sebatas pemanfaatan kandungan batu besi, karena sebagian besar kandungannya ada di permukaan dan hanya sebatas ke dalaman 20 m. Sementara timah primer berada pada posisi 50 m hingga 70 m di bawah permukaan, hingga membutuhkan investasi besar untuk mengeksploitasinya.

Pada saat ini manajemen PT Timah Tbk menilai pengeksploitasian kawasan timah primer Batu Besi sudah sangat ekonomis dengan penerapan pola tambang open pit, seperi yang dikembangkan PT Timah di Pemali, Sungai Liat, Bangka. “Teknologi yang akan kita terapkan mungkin agak lebih canggih sedikit ketimbang Pemali,”kata Alwin Albar, Direktur Operasional dan Produksi. “Pendekatan ekspoitasinya berbasiskan lingkungan lestari karena ini memang visi perusahaan,”lanjutnya.

Manajemen PT Timah, menurut Alwin, sangat menyakini kandungan timah primer di lokasi tambang Bau Besi masih sangat potensial. Didukung harga timah yang terus membaik, manajemen PT Timah Tbk optimis masih mampu memberikan laba yang signifikan kepada perusahaan,”kata Alwin Albar.

Begitu juga dengan lokasi tambang laut di kawasan Olivir Manggar, pada dekade 80-an konsesi seluas 36.000 hektar merupakan sentral produksi PT Timah Tbk di kawasan Timur Pulau Belitung. Namun lantaran terjadinya krisis, memaksa PT Timah melakukan restrukrisasi dan efisiensi produksi, memprioritaskan pemanfaatan lokasi tambang yang ekonomis.

“Kami berharap seusai amdal dan kelengkapan lainnya, PT Timah Tbk mulai melakukan kegiatan di Olivir, dan dalam kegiatannya, selain dilakukan sendiri ada kemungkinan melibatkan mitra kerja,”ujar Alwin lagi. “Tidak sebatas itu harapan kami, dengan adanya aktivitas PT Timah Tbk di Belitung Timur, mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi penggerak dalam pengembangan potensi daerah lainnya, termasuk sektor pariwisata dan perikanan budidaya yang kini mulai menggeliat.” Tambah Alwin lagi.
Mendekati 100%

Dalam RUPS yang berlangsung di Jakarta, manajemen PT Timah Tbk mengumumkan bahwa perusahaannya dalam kurun 2017, mengalami peningkatan laba yang sanga signifikan, mendekati 100%, atau sekitar Rp 502 miliar lebih. Pendapatan usaha mencapai sekitar Rp 9.217 triliun dari hasil penjualan timah dan timah solders yang masing masing mencapai 5.270 ton dan 1.167 ton.
Dengan laba sebesar itu RUPS sepakat untuk menyisihkan sekitar 35% atau senilai Rp 175 miliar untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden dengan nilai Rp 23/saham, dan sisanya sekitar Rp 350 miliar sebagai cadangan perusahaan. Dengan perolehan laba sebesar itu, maka nilai laba persaham PT Timah Tbk naik menjadi Rp 67/saham.

Dikatakan produksi timah dalam kurun 2017 mencapai 5.468 ton, meningkat 174% ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 1998 ton. Begitu juga dengan produksi tin solder mencapai 1.078 ton. Sementar penjualan timah meningkat 174% dari tahun sebelumnya yang hanya 2015 ton, dan penjualan tin solder meningkat 155%.

RUPS dipimpin langsung oleh Komisaris Utama Fachri Ali dan Dihadiri juga sejumlah pejabat daerah dimana PT Timah beroperasi. Komisaris menilai bahwa pengelolaan usaha yang dipimpin Reza Palapi sudah cukup otimal. Direksi sudah berusaha meningkatkan nilai usaha dengan berekspansi dan membangun kerjasama dengan perusahaan nasional dan internasional. Termasuk dengan perusahaan asal Nigeria Topwide Ventures Limited dan Yunnan Tin Group, kelompok usaha asal Tiongkok. (uka)