Indonesia Incorporated untuk Lawan Hambatan Sawit dari Negara Maju

Di sisi lain, Enggartiasto Lukita mengajak industri kelapa sawit untuk mengedukasi masyarakat untuk melawan propaganda mengenai minyak sawit.

Edukasi tersebut akan memunculkan klarifikasi atas tuduhan pihak luar terhadap minyak sawit Indonesia.

Pemerintah, kata Enggar, akan terus melawan kampanye hitam dan persaingan tidak sehat terhadap minyak sawit Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya kerap bersurat dengan pihak Eropa mengenai diskriminasi terhadap sawit.

Mentan Amran Sulaiman mengatakan, kesejahteraan masyakat melalui pemberdayaan sawit rakyat harus menjadi prioritas.

“Kemanapun saya pergi, tidak pernah lupa untuk mengampanyekan sawit sebagai aset  bangsa yang perlu dijaga bersama.”

“Seharusnya tidak perlu ada arogansi kepentingan, karena semangat yang harus dibangun adalah kesejahteraan Indonesia,” kata Mentan Amran.

Amran mengingatkan, gangguan terhadap sawit akan menyebabkan hilangnya sumber pencaharian 30 juta penduduk dan berpotensi memicu kerawanan sosial

Sementara itu, Nurdin Tampubolon menyesalkan terhambatnya ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Norwegia, India, dan Uni Eropa.

Menurut dia, hambatan itu timbul dari kecemburuan negara-negara pesaing  atas keberhasilan perdagangan minyak kelapa sawit Indonesia.

“Negara-negara itu tidak senang melihat Indonesia bisa sejahtera dengan produksi CPO terbesar di dunia,” kata Nurdin. (*)