Saatnya Refleksi Diri untuk Perbaikan LMS

Edi Kurniadi menilai, LMS Kemen LHK dianggap sudah memadai, tetapi perlu dioptimalakn pemanfaatannya, antara lain pemanfaatan forum diskusi, adanya notifikasi, fitur timer komunikasi tutor peserta, pembatasan akses, dan instrumen evaluasi sesuai ranah kognitif. Foto: Istimewa
Edi Kurniadi menilai, LMS Kemen LHK dianggap sudah memadai, tetapi perlu dioptimalakn pemanfaatannya, antara lain pemanfaatan forum diskusi, adanya notifikasi, fitur timer komunikasi tutor peserta, pembatasan akses, dan instrumen evaluasi sesuai ranah kognitif. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Pasca Izin (P2SPI) kerjasama antara Badan Penyuluhan dan Pengambangan SDM (BP2SDM) dan Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) periode pertama sudah berakhir dan siap menyongsong periode kedua yang akan dilaksanakan pada awal Bulan Juni 2020.

Untuk mengetahui optimalisasi pemanfaatan Learning Management System (LMS) dalam Proses Pembelajaran, BP2SDM telah melaksanakan workshop, melalui video conference, selama dua hari yaitu Rabu-Kamis (27-28 Mei 2020).

Workshop diikuti oleh seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional (Widyaiswara dan penyuluh kehutanan), serta staf pengelola pelatihan lingkup BP2SDM. Pada hari pertama menghadirkan pembicara dari Kementerian Keuangan, Lembaga Administrasi Negara, dan dari PT Telkom.

Pada hari kedua pelaksanaan workshop dengan penyampaian pengalaman pemanfaatan LMS pada pelatihan P2SPI periode pertama.

Tulisan ini merupakan rangkuman chat yang berlangsung pada workshop hari kedua dengan merujuk pada beberapa pemaparan selama workshop. Diskusi yang berkembang pada chat saya kelompokkan terdiri atas askes ke LMS, kualitas tampilan LMS, dan pemanfaatan LMS sebagai alat. Selain itu diskusi berkembang pada pelaksanaan dan regulasi e-learning.