Solusi Keterbatasan SDA, Meningkatnya Jumlah Penduduk, dan Teknologi Ramah Lingkungan Mesti Jadi Fokus Capres

Mahawan Karuniasa (kedua dari kiri), Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Ketua Umum Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network), mengingatkan bahwa masa depan Indonesia dihadapkan pada tantangan sumber daya alam yang terbatas, jumlah penduduk yang terus meningkat, dan teknologi ramah lingkungan. Foto : Istimewa
Mahawan Karuniasa (kedua dari kiri), Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Ketua Umum Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network), mengingatkan bahwa masa depan Indonesia dihadapkan pada tantangan sumber daya alam yang terbatas, jumlah penduduk yang terus meningkat, dan teknologi ramah lingkungan. Foto : Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Masa depan Indonesia dihadapkan pada tantangan sumber daya alam (SDA) yang terbatas, jumlah penduduk yang terus meningkat, dan teknologi ramah lingkungan. Bila ingin menjadi negara maju yang berwawasan lingkungan maka tiga hal ini perlu menjadi fokus kepemimpinan ke depan.

Pandangan itu disampaikan Mahawan Karuniasa, Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Ketua Umum Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) dalam konferensi pers Forum Pembangunan dan Lingkungan (FORPL), di Jakarta, Sabtu (17/2/2019).

“Solusi sumber daya alam yang kian terbatas, jumlah penduduk yang terus meningkat, serta penerapan teknologi yang ramah lingkungan di Tanah Air jadi persoalan serius bagi siapa pun pemimpin Indonesia ke depan.”

“Oleh sebab itu, para Calon Presiden (Capres) harus mampu memaparkan visi dan misi mereka dalam menjawab ketiga tantangan ini serta disampaikan ke masyarakat,” ujar Mahawan.

Konferensi pers, bertema Visi Indonesia Berkelanjutan 2045: Menuju Indonesia Sebagai Negara Maju yang Berwawasan Lingkungan, diselenggarakan oleh Forum Pembangunan dan Lingkungan yang melibatkan tujuh organisasi FORPL, yaitu Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network), Perkumpulan Ahli Ilmu Lingkungan (IESA), Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI), Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL), Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI), Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU), dan Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (PERSAKI).

Para ahli dan praktisi pembangunan dan lingkungan hidup yang tergabung dalam FORPL
sepakat untuk menyusun manifesto bidang lingkungan hidup untuk mendorong visi dan misi yang konkrit dari para Capres.

Selain itu, mereka juga mendorong agar terbangun kesadaran keseriusan dalam menghadapi isu lingkungan global, termasuk perubahan iklim, dan tidak hanya pada periode 2020-2024, namun untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju dan berwawasan lingkungan pada tahun 2045. (*)