PT PALM Perluas Bisnis ke Sektor Sumber Daya Alam

Direksi PT PALM tengah mendiskusikan rancangan bisnis perusahaan
Direksi PT PALM tengah mendiskusikan rancangan bisnis perusahaan

TROPIS.CO, JAKARTA – PT Provident Agro Tbk (PALM) terus berupaya memperluas lini bisnis Perseroan ke sektor Sumber Daya Alam (SDA). Langkah strategis ini dinilai akan semakin memperkuat kelangsungan bisnis Perseroan selain dari sektor perkebunan kelapa sawit.

Presiden Direktur Provident Agro, Tri Boewono, mengatakan manajemen perluasan usaha menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan setiap peluang bisnis yang ada.

Untuk itu diversifikasi bisnis merupakan pilihan Perseroan sebagai bagian dari strategi untuk mengoptimalkan setiap peluang bisnis baru yang terus bermunculan.

“Dengan pengalaman dan dukungan sumber daya manusia yang teruji, kami optimis kinerja perusahaan akan semakin solid,” ungkap dia baru-baru ini.

Perseroan juga berencana untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham Perseroan. Pihaknya akan membeli kembali saham Perseroan maksimal maksimal 153 juta lembar saham atau senilai Rp51,77 miliar.

Nilai saham tersebut setara dengan 2,15 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Proses buyback saham PALM akan dilakukan dengan periode waktu selama 12 bulan sejak disetujui terhitung 5 Juni 2018 sampai 4 Juni 2019.

Rencana ini memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal, meningkatkan return on equity (ROE), serta earning per share (EPS) secara berkelanjutan. “Strategi ini memberikan fleksibilitas lebih besar yang akan dimiliki perseroan dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien,” kata dia.

Sekretaris Perusahaan Provident Agro, Devin Antonio Ridwan, menuturkan pada tahun 2018, Perseroan berusaha menjaga kinerja bisnis tetap positif. Hingga kuartal pertama 2018 pendapatan Provident Agro tercatat Rp158,28 miliar dengan laba bersih periode berjalan sebesar Rp1,48 miliar.

“Di tengah tekanan yang cukup besar terhadap industri CPO diawal tahun, kami bersyukur kinerja perusahaan tetap positif. Kami akan terus berusaha momentum positif ini tetap terjaga hingga akhir tahun,” lanjut Devin.

Untuk diketahui harga jual rata-rata CPO pada kuartal pertama 2018 sebesar 7.796 rupiah per kg, turun dibandingkan periode sama 2017 sebesar Rp8.763 per kg. Sementara, harga jual rata-rata TBS 1.656 rupiah per kg dari Rp1.819 per kg.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan prospek industri minyak sawit di tahun 2018 diperkirakan produksi CPO nasional tahun 2018 akan tumbuh sekitar 10 persen menjadi sekitar 46,17 juta ton dari 41,98 juta ton pada 2017. Prediksi tersebut didasari adanya peningkatan produktivitas tanaman yang sudah diremajakan (replanting) dan cuaca yang kembali normal.

Adapun sepanjang tahun 2017, Provident Agro fokus pada strategi efisiensi dan mengoptimalkan setiap sumber daya yang dimiliki untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Selama 2017 tingkat produktivitas tanaman meningkat 7 persen dari 13,49 ton per hektare pada 2016 menjadi 14,42 ton per hektare pada 2017.

Marjin laba bruto meningkat dari 28,59 persen pada tahun 2016 menjadi 33,27 persen pada tahun 2017. Dengan total pendapatan sebesar Rp760 miliar pada tahun 2017, Provident Agro membukukan laba bersih sebesar Rp68,29 miliar.