Prof Supiandi : Kita Jauh Lebih Bijaksana dalam Memanfaatkan Lahan Gambut

Prof Supiandi Sabiham, kita lebih bijak dalam pemanfaatan lahan gambut
Prof Supiandi Sabiham, kita lebih bijak dalam pemanfaatan lahan gambut

TROPIS.CO,JAKARTA – Di sejumlah negara pemanfaatan gambut dinilai lebih “parah” karena mereka menggunakan gambut sebagai sumber energi.

Artinya gambut digali kemudian diangkut dari tempatnya. “Beda dengan kita, kita jauh lebih bijaksana, kita hanya memanfaatkan lahan yang bergambut,”kata Prof Supiandi Sabiham.

Ketua Perhimpunan Gambut Indonesia (KGI) ini mencontohkan pemanfaatan gambut sebagai energi di negeri Belanda. Dan juga sejumlah negara lainnya di Eropa.

“Nah, jadikan ini suatu yang sangat ironis di negara lain gambut dimanfaatkan, sementara di negeri kita gambut harus dipertahankan atau dilindungi,” ujarnya.

Karenanya nanti di dalam simposium gambut yang akan berlangsung September mendatang di Roterdam Belanda; kalangan pakar, peneliti, kaum akademisi dunia akan berembug tentang strategi pemanfaatan gambut ini.

Sejumlah pakar gambut Indonesia, kata Prof Subiandi, kemungkinan akan hadir sebagai pembicara pada Simposium internasional yang diselenggarakan dalam rangkaian 50 tahun Internasional Peatland Society (IPS).

Simposium bertemakan penggunaan lahan gambut yang bijaksanal, gambut masa lalu dan gambut masa depan, diperkirakan akan dihadiri tidak kurang dari 1000 pakar dan peneliti gambut dunia. Mereka akan memaparkan berbagai topik yang diyakini mampu menarik perhatian masyarakat dunia.

Belum diketahui pasti siapa saja pakar dan peneliti dari Indonesia yang bakal ikut dalam simposium berlangsung selama tiga hari, 11 hingga 13 September mendatang itu.

Namun yang sudah dapat dipastikan hadir menjadi pembicara, Ketua Perhimpunan Gambut Indonesia ( HGI), Prof Supiandi Sabiham. “Kemungkinan besar saya hadir dan menjadi pembicara, berangkat ke Roterdamnya, mungkin tanggal 9 sore,” tuturnya.

Tujuan dari Simposium ini seperti yang dituturkan Prof Subiandi Sabiham untuk menyatukan para ilmuwan, pembuat kebijakan, regulator, perwakilan dari LSM dan manajer untuk berbagi hal-hal yang baru dan berkembang di bidang penggunaan lahan gambut oleh industri pertanian, dan ekonomi.

“Dan sejumlah pakar dan peneliti gambut Indonesia akan ikut rembuk dalam pembahasan soal gambut ini,” katanya.

Sejumlah topik bahasan yang diyakini bakal mendapat perhatian ekstra menyangkut hal yang berkaitan dengan 6Subsidensi lahan gambut yang dikeringkan, Emisi CO2, Saluran pembuangan terendam, paludikultur, landscape history, penggunaan gambut dalam hortikultura dan perencanaan permintaan dunia untuk produksi pangan, serta ketersediaan gambut di masa depan.