Menteri Siti Nurbaya : Api di Hutan Ciremai “Lompat-Lompat”

Kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan sudah berlangsung lebih dari seminggu dan seluruh jajaran terkait sudah melakukan upaya pemadaman. Foto : Radar Cirebon
Kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan sudah berlangsung lebih dari seminggu dan seluruh jajaran terkait sudah melakukan upaya pemadaman. Foto : Radar Cirebon

TROPIS.CO, TASIKMALAYA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan, api di kawasan hutan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, “lompat-lompat” dari titik satu ke titik lainnya sehingga kebakaran di hutan tersebut terus terjadi dan sulit dipadamkan.

“Saya sudah di lapangan di Gunung Ciremai, memang tidak gampang karena apinya lompat, dan lompatnya jauh satu kilo, dua kilo, wah ngagetin,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya usai menghadiri acara Dialog Nasional Indonesia Maju di “Rest Area” Urug, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/10/2018).

Ia menuturkan, kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan sudah berlangsung sembilan hari dan seluruh jajaran terkait sudah melakukan upaya pemadaman.

Menurutnya, hasil peninjauan di lapangan kobaran api di hutan tersebut sulit dipadamkan, bahkan titik api sudah sampai di puncak gunung yang sulit dijangkau manusia sehingga pemadamannya perlu dilakukan sekaligus.

“Cara mneyelesaikannya harus sekaligus, dan yang sekarang apinya di puncak, tinggi sekali, tidak bisa dijangkau sama orang,” ujar Menteri Siti.

Cara lain yang dianggap efektif untuk memadamkan kobaran api di kawasan hutan itu dengan cara menyiramkan air menggunakan helikopter.

Kementerian LHK sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk mendapatkan izin mobilisasi air menggunakan helikopter atau cara pemadaman api dari udara.

“Dipadamkan dari udara pakai helikopter,” ucapnya.

Ia menambahkan, penyebab kebakaran hutan di kawasan tersebut berdasarkan keterangan dari BMKG karena ekuator wilayah selatan Jawa memang rawan terjadinya bencana kebakaran yang penyebabnya bisa karena puntung rokok.

“Di wilayah Jawa memang rawan, bisa disebabkan karena puntung rokok,” pungkas Menteri Siti. (*)