Kemitraan, Kunci Pengembangan Industri Kelapa Sawit

JAKARTA – Kemitraan perusahaan dengan masyarakat akan menjadi kunci pengembangan sektor kelapa sawit nasional ke depan. Perusahaan kelapa sawit harus bisa membantu perkebunan rakyat untuk meningkatkan produktivitas, baik melalui pemilihan benih unggul maupun perbaikan tata kelola perkebunan.

“Perkebunan rakyat semakin memainkan peran penting dalam industri kelapa sawit nasional,” kata Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Joko Supriyono, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (28/6). Joko Supriyono menjadi salah satu pembicara dalam Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018.

Joko mengatakan, Indonesia masih kukuh menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan total produksi tahun 2017 sebesar 42,04 juta ton. Dari total produksi tersebut, sekitar 31,05 juta ton terserap di pasar ekspor.

“Dengan produksi dan ekspor sebesar itu, minyak sawit adalah komoditas penyumbang devisa terbesar yang mencapai USD 22,9 miliar,” kata Joko.

Beberapa negara tujuan ekspor utama minyak sawit Indonesia pada tahun 2017 antara lain India (7,62 juta ton), Uni Eropa (5,03 juta ton), Tiongkok (3,73 juta ton), Afrika (2,28 juta ton), dan sejumlah negara lainnya.

“Ada peningkatan permintaan akan minyak nabati hingga 5 juta ton setiap tahun di seluruh dunia. Sebagai minyak nabati dengan produktivitas tertinggi, maka sawit memberikan peran signfikan dalam konteks ketahanan pangan di dunia,” kata Joko.

Namun demikian, kata dia, sektor kelapa sawit di Indonesia menghadapi dua tantangan besar. Pertama, tantangan eksternal terkait kampanye negatif, isu keberlanjutan, dan penerimaan pasar terutama di negara maju.

“Kedua adalah tantangan dari dalam negeri. Yaitu, produktivitas dan efisiensi yang secara rerata masih rendah dan pengembangan perkebunan rakyat,” kata Joko.

Menjawab tantangan tersebut, perusahaan perkebunan kelapa sawit harus menjalin kemitraan dan membantu perkebunan rakyat untuk meningkatkan produktivitas. “Program Research and Development, mekanisasi dan otomasi yang dilakukan perusahaan, juga perlu ditularkan kepada perkebunan rakyat sehingga produktivitas kebun mereka juga meningkat,” katanya.(*)