Gerakan World Cleanup Day Harus Tumbuhkan Perilaku Hidup Bersih

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat dan sukarelawan peduli lingkungan untuk melakukan patroli bersama ke beberapa daerah yang masih banyak sampah berserakan. Foto : Antara
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat dan sukarelawan peduli lingkungan untuk melakukan patroli bersama ke beberapa daerah yang masih banyak sampah berserakan. Foto : Antara

TROPIS.CO, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin Gerakan World Cleanup Day (WCD) Jateng 2018 di provinsi setempat dapat menumbuhkan budaya perilaku hidup bersih di masyarakat yang dilakukan kapan pun dan di mana pun berada.

“Saya tidak ingin WCD di Jateng hanya sekadar seremoni tahunan, tapi acara harian, jam-jaman, detik-detikan dan ini akan menjadi perilaku hidup bersih di Jateng,” katanya di Semarang, Minggu (16/9/2018).

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menghadiri kampanye gerakan penanganan sampah yang termasuk bagian dari acara WCD Jateng 2018 pada acara “car free day” di Jalan Pahlawan Semarang.

Politikus PDI Perjuangan itu mengapresiasi jumlah sukarelawan WCD Jateng 2018 yang berhasil melampaui target.

Menurutnya, kesadaran sebagian masyarakat Jateng untuk menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing sudah cukup baik.

“Komunitas sudah mencapai 1,3 juta, melebihi target. Artinya semangat masyarakat Jateng untuk ‘resik-resik’ (tergolong) tinggi,” ujar Ganjar.

Namun, orang nomor satu di Jateng itu tidak menampik jika masih ada beberapa warga yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungannya dengan membuang sampah secara sembarangan, bahkan membiarkannya hingga menumpuk.

Ganjar meminta masyarakat dan sukarelawan peduli lingkungan untuk melakukan patroli bersama ke beberapa daerah yang masih banyak sampah berserakan.

Tidak hanya patroli, masyarakat yang tinggal di daerah itu bersama aparat pemerintah setempat juga diajak untuk berdialog agar mereka menjaga kebersihan lingkungannya.

Ganjar juga mengajak sukrelawan peduli lingkungan untuk memberikan hukuman kepada warga yang terbukti masih membuang sampah sembarangan.

“Kalau ada yang buang sampah, langsung rekam gunakan ponsel kemudian di-‘upload’, ini hukuman milenial.”

“Kita tidak bermaksud menjatuhkan harga dirinya atau mempermalukan, tapi kita singgung perasaannya dengan cara itu,” pungkas Ganjar. (*)